Memulai usaha dengan alasan yang salah.
Beberapa contoh alas an yang salah dalam memulai usaha adalah memulai usaha dengan alasan tidak bahagia di tempat kerja, menghindari kerja keras di tempat kerja, dan lain sebagainya. Karena alasan alasan-alasan tersebut, maka pebisnis pemula tadi akan semakin cepat merasa frustrasi karena dalam mengelola bisnis perlu usaha yang jauh lebih keras dari pada menjadi karyawan.
Mengalami kegagaln dalam menarik pelanggan.
Di saat usaha kita sudah menghasilkan produk yang luar biasa inovatif, dan memang masyarakat memiliku kebutuhan kuat dari produk tersebut, namun jika kita tidak melakukan marketing yang bagus, maka potensi untuk mengalami kegagalan akan menjadi cukup besar. Suatu produk yang baik baru akan sukses jika kita komunikasikan secara masal kepada orang yang tepat dengan cara yang tepat pula.
Terlalu besarnya biaya operasional.
Apabila biaya operasional perusahaan lebih besar dari pendapatan, maka usaha tersebut akan sulit dipertahankan dalam jangka panjang. Seringkali terjadi biaya operasional yang besar itu berasal dari kemewahan yang merupakan jebakan belaka. Apabila dikaji ulang, sesungguhnya hal-hal yang demikian merupakan hal tidak perlu. Sebagi contoh, menggunakan kantor yang mewah sementara customer tidak perlu untuk datang ke kantor tersebut. Perangkat komputer dan komunikasi mobile yang canggih, sedangkan di luar kantor kita jarang perlu menggunakannya.
Terjadinya perpecahan di dalam tim.
Tidak sedikit perusahaan yang berjalan baik pada awalnya, akan tetapi kemudian harus bubar karena tim yang bekerja di dalamnya pecah dan tidak lagi mempunyai tujuan yang sama. Potensi “pecah kongsi” dapat menjadi sumber kegagalan, terutama jika perusahaan tersebut dibangun secara bersama-sama. Pada umumnya, perpecahan ini terjadi karena tidak adanya “trust” / kepercayaan antar anggota tim. Jika memang ingin membangun usaha dengan partner, maka dibutuhkan sikap saling toleransi terhadap kelemahan dari partner yang lain.
Demikianlah beberapa penyebab kegagalan yang harus diantisipasi oleh pebisnis pemula. Pengusaha sejati, tidak hanya terbius dengan angka-angka proyeksi keuntungan, tidak hanya siap untuk menerima keuntungan. Namun juga siap, apabila hasilnya adalah sebaliknya atau bertolak belakang dari yang diharapkan. Pengusaha sejati akan menjadikan kegagalan sebagai titik balik untuk menyusun ulang strategi dan bangkit kembali.
